Kamis, 30 Desember 2010

logika vs hafalan

     ada hal yang menarik tadi ketika saya tadi belajar di sebuah kampus yang saya naungi sekarang, universitas budi luhur.. yah.. saat itu jam 12. kurang 15 menit saya datang ke kampus, duduk mengdengarkan seorang dosen Ir. Ratna ningsih, MBA kalo tidak salah.. 
     saya salut dengan dosen yang satu ini.. sebelumnya saya adalah seorang mahasiswa teknik informatika, seperti biasa teman-teman IT dididik untuk bernalar logika tanpa mengandalkan sebuah hafalan yang biasa di gunakan oleh teman-teman dari sosial. beliau mengajar mppl (managemen perangkat lunak) yang banyak sekali tulisan dan bacaan untuk di hafal.

tapi saya tersentak tadi ketika beliau mengatakan, masa tidak ada yang ingat satu pun kuliah yang selama ini saya ajarkan. maklum saja bukannya kami payah dalam menghafal tapi kami biasa untuk menganalisis sesuatu dengan logika yang kami punya. dan kemudian dia meminta maaf kepada kami.. anda tau kenapa?? karena dia salah menerapkan konsep. pertemuan tadi adalah pertemuan terakhir kami dan beliau baru menyadari bahwa kami adalah anak TI, langsung beliau mengatakan oh.. baik kalau begitu pertanyaannya saya ganti karena kalian anak IT yang mengandalkan logika berfikir bukan hafalan.. very nice.. itu membuat saya tersenyum lebar.. beliau menggantinya dengan jika kalian melakukan ini maka akan terjadi apa..? sangat logis karena mengutamakan sebab akibat... hahaha...

    sebelumnya kuliah kami kalau saya lihat dari teman-teman yang duduk di belakang, ini sangat membosankan.. tapi kami sadar akan pentingnya hal ini dalam management proyek nanti. bagi kami ilmu bisa di pelajari. yang penting kuliah ini selesai. dan kita cepat pulang. kami lebih senang untuk coding, disain, analisis.. dari pada harus mendengarkan dan mengingat-ingat kata per kata.. sempat beliau mengundurkan diri untuk mengajar kami.. karena kami tidak interaktif, saya pikir itu suatu kewajaran karena kami memang lemah untuk mengingat hal.. begitu ditanyakan jelas kami tidak tahu apa yang mau dikatakan.

begitulah yang saya pelajari tadi.. kita harus mengetahui siapa yang kita ajarkan.. jika kita ingin mencukur jenggot tidak perlu lah kita menggunakan kampak.. dan konsep ini akan selalu saya pakai sebelum saya menemukan yang terbaik lagi..


1 komentar:

Abdul Azis mengatakan...

ane setuju bang...

otak ane juga ga mampu klo suruh nampung beratus2 kata ..
mending gunakan kreatifitas + logika..
heheh

Posting Komentar

organize by Itok toni laksono. Diberdayakan oleh Blogger.